MENGADUK KOPI DENGAN KONEKSI
oleh : M Abid Amrullah
Masyarakat Indonesia yang memiliki begitu banyak
keanekaragaman yang luar biasa baik dari tradisi, kesenian, budaya dan lain
sebagainya. Nenek moyang kita menciptakan sebuah tradisi ataupun budaya bukan
lain sebab di dalamnya selalu di selipkan sebuah pesan maupun tujuan yang baik. Semua budaya bisa
ada sekarang sebab dahulu kala pernah terjadi dan kita sebagai masyarakat setelahnya
di tuntut untuk bisa melestarikannya. Seperti halnya budaya masyarakat
Indonesia yaitu ngopi.
Ngopi adalah sebuah istilah bagi aktivitas sekelompok orang
pecinta kopi. Dimana kebanyakan dari mereka menikmatinya di sebuah tempat atau warung
sembari berdiskusi ataupun berbincang-bincang dengan sesama. Tetapi istilah
ngopi sekarang sudah tidak terprioritas pada minum kopi saja, ngopi menjadi
istilah bagi sekelompok orang untuk berkumpul walau di situ tidak semua
menikmati kopi.
Kopi tak pernah sekali pun ia memilih siapa yang layak
untuk menikmatinya. karna baginya kopi kita semua sama, bahkan secangkir kopi
bisa tak terbeli saat hangatnya
persahabatan dan persaudaraan. Kebersamaan dapat di rasakan ketika duduk
berkumpul bersama dalam satu majelis.
Perkataan anak jaman sekarang “kuat di lakoni nek gak kuat tinggal ngopi “ melihat dari
perkataannya tergambar begitu mudahnya untuk berputus asa. Tak ada semangat
juang untuk mencapai apa yang di inginkan, jika tidak mampu ya di tinggal ngopi
saja. Menandakan kelemahan dalam berusaha dan berupaya.
Di sisi lain kehadirannya juga memunculkan semangat
baru, semangat yang mulai kendor di saat kelelahan mulai menerjangnya. Memberi
suntikan nyawa baru ketika kehangatannya mulai dirasa.
Sebuah kopi biasanya tak bisa di pisahkan dari patner setianya
yaitu rokok. Kebanyakan dari mereka pecandu kopi ia pun juga perokok Aktif maupun pasif. Walau ada juga sebagian kecil
yang tidak merokok.
Ngopi sebuah
aktivitas yang bisa di katakan rutinitas setiap saat. Bagi pecandunya terasa
ada yang kurang apa bila dalam sehari saja belom ngopi. Kopi mendarah daging
pada pecintanya seakan tak ada hari tanpa secangkir kopi.
Perbedaan pun mulai nampak di saat ngopi, jaman dulu
ngopi menjadi aktivitas dan rutinitas kebanyakan orang-orang tua. Rame, gaduh,
banyak omongan itu sudah menjadi ciri khas warung kopi orang tua jaman dulu. Dulu
warung kopi terpenuhi wajah-wajah tua. Tetapi berbeda halnya dengan dewasa ini.
Budaya ngopi menjadi ciri khas anak jaman sekarang. Mereka dengan umur yang
masih muda seperti itu menganggapnya ngopi sebagai rutinitas bahkan menjadi hal
yang wajib untuk seumuran mereka . Bahkan sampai bisa melupakan kewajibannya
sebagai seorang pelajar. Dan apabila kita perhatikan anggota jamaah ngopi sekarang
ini kebanyakan adalah anak-anak muda, jumlahnya lebih mendominasi di bandingkan
dengan orang tua. Bahkan seusia anak SMP sudah menjadikan ngopi sebagai
rutinitasnya.
Tetapi di sadari atau tidak bahwa yang mereka cari
bukanlah semata-mata kopi ataupun diskusi, melainkan sebuah koneksi wifi. Bagaimana
nasib negri ini di masa yang akan datang sedang Generasi penerus bangsa di masa
mudanya di sibukkan dengan bersantai ria sekedar ngopi untuk sarana mencari
fasilitas wifi gratis yang di sediakan warung-warung atau kafe.
Bahkan sering kita jumpai anak-anak sekolah yang
bersantai-santai layaknya orang tanpa beban dan tanggung jawab berada di warung
kopi wifi pada jam-jam sekolah. Siapakah yang salah di sini? Apakah pihak
sekolah ataukah peran orang tua. Sedangkan anak begitu menikmati kesibukannya di
warung wifi tanpa memikirkan tanggung jawab dan tugasnya sebagai seorang
pelajar.
Bukan berarti pelajar tugasnya harus belajar terus dan
tak boleh melepas penat dengan sekedar ngopi. Tetapi ada waktu dan juga
batasan-batasannya, bukan malah melalaikan perihal kewajibannya. Seperti halnya
di saat malam hari ketika seorang pelajar biasanya mengerjakan pekerjaan rumah
atau PR dan menyiapkan pelajaran besok di sekolah bukan malah begadang hingga
larut malam bahkan hingga pagi dengan tujuan yang tak jelas, sekedar ngopi dan
bungkam di jejal koneksi.
Ada juga yang bilang tatkala ngopi wifi ia sedang
mencari koneksi untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Tidak ada yang salah dari
sini tetapi kenapa waktu yang mereka gunakan di saat-saat yang tidak tepat. Di
jam sekolah, di malam hari hingga larut bahkan pagi.
Tidak ada larangan bagi mereka jika hanya sekedar
ngopi dan juga mencari koneksi wifi, tapi juga harus di perhatikan tentang
waktu dan juga kewajibannya yang lain. Yang terpenting jangan sampai melalaikan
kewajibannya sebagai seorang kader penerus bangsa. Kehidupan mereka masih panjang
bukan hanya duduk depan cangkir saja, ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat
di luaran sana di banding hanya dengan duduk bersimpuh menyembah cangkir dan
memuja koneksi serta menuhankan hp.
Penulis
mahasiswa STAI ATTANWIR Bojonegoro
Posting Komentar untuk " MENGADUK KOPI DENGAN KONEKSI"