Catatan Rakyat dalam Ironi Pendidikan Zaman Now
Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa tut wuri handayani
Sebuah kata yang di ucapakan oleh bapak pendidikan tentang pentingnya pendidikan.
Pendidikan ialah sebuah wadah atau tempat untuk mencari ilmu yang suci. dari wadah pendidikanlah muncul insan yang akademis, intelektualis dan profesionalis. Pendidikan sangat penting untuk meningkatakan derajat maupun SDM dari sebuah bangsa yang kaya akan suku, ras maupun budaya ini.
Di depan memberi contoh di tengah memberi semangat dan dibelakang memberi daya kekuatan itulah hakikat pendidikan.
Pendidikan di era sekarang ini banyak mengalami perubahan, sekarang pendidikan makin nyaman dan indah apa bila kita lihat dari sudut pandang integritasnya
Namun seiring perkembangan zaman pendidikan dalam konteks jaman now ini mengalami penurunan kualitas bahkan bisa di katakan monoton.
Bisa kita lihat dari zaman negri ini merdeka hingga sekarang ini berapa banyak lulusan sd, smp, sma, sampai sarjan s1, s2, s3 namun selama itu pula bangsa ini masih berada dibawah keterbatasan.
Penyimpangan semakin menjadi penindasan dan pembodohan merajalela, orang yang berkuasa leluasa berkuasa sedangkan yang kecil makin terhimpit dengan pembodohan dan penindasan yang sedang terjadi.
Tanpa kita rasakan dan sadari pendidikan sekarang ini banyak melahirkan orang orang yang licik dan tidak bermoral dalam menjalankan nilai dari sebuah pendidikan tersebut, banyak sekarang ini orang yang mempunyai background pendidikan yang tinggi malah terjerat dengan hukum. Misalnya pejabat negara yang seharusnya membela dan memperjuangkan hak hak rakyatnya, malah menyalah gunakan kekuasannya. Melainkan seperti pisau, pengetahuan dan pendidikanya yang tinggi malah menjadi ironi bagi bangsa ini.
Pendidikan sering disebut sebagai pencetak kaum intelek namun malah menjadi pencetak kaum hidonis ataupun kaum kapitalis atau bahkan pencetak orang orang pelanggar hukum.
Soe hok gie mengatakan dalam buku, catatan demonstran
" aku tidak mengerti keadaan di indonesia ini, ada orang yang sudah sepuluh tahun jadi tukang becak, namun hingga tua tetap saja tidak meningkatkan-ningkatkan penghasilan maupun kerjanya. Alangkah mengecam kebekuan fikiranya, dia menyerah dan pasrah terhadap keadaan"
Saya menarik kesimpulan bahwasanya orang yang dari golongan menegah kebawah mereka pasrah akan keadaanya yang sekarang ini mereka orang orang miskin pernah sekolah walaupun hanya di tingkat dasar (SD) di karnakan mereka tidak mempunyai cukup biaya untuk melanjutkan pendidikanya. Meskipun mampu melanjutkan pendidikan tapi percuma masuk dunia kerja sekarang ini hanya milik orang yang mempunyai uang atau yang berasal dari sanak keluarganua sendiri.
Pemerintah sekarang ini banyak mengglontorkan dana beasiswa untuk pendidikan namun banyak pula mayoritas orang yang di katakan mampu dan nempunyai kedudukan yang mendapatkan beasiswa pendidikan sedangkan orang yang miskin.
Hanya mampu pasrah menikmati keadaan di karenakan hal-hal menyimpang yang di lakukan oleh oknum-oknum yang mencari kenyamanan dirinya sendiri.
Kebanyakan orang tua di kampung apabila di tanya apa yang di cita-citakan atau yang di harapakan dari anak-anaknya, umumnya mereka menjawab : supaya jadi orang. maksud dari jawaban ini ialah menjadi manusia yang benar-benar manusia bukan menjadi manusia yang seperti binatang.
Apalah arti memiliki ilmu segudang tetapi tidak bermanfaat atau bahkan merugikan masyarakat.
Wasaallam...[Fid/red]
Posting Komentar untuk "Catatan Rakyat dalam Ironi Pendidikan Zaman Now"